Rindu tak selalu indah. Kadang ia datang seperti hujan yang tak reda, membasahi hati yang sudah lelah menunggu. Puisi "Rindu yang Menyesakkan" ini adalah ungkapan pilu tentang cinta yang tertinggal di antara jarak dan waktu, tentang seseorang yang begitu dirindukan namun tak lagi bisa digenggam. Dalam setiap baitnya, Patarsono Tinambunan merajut emosi dan kenangan yang mengendap dalam hati siapa pun yang pernah kehilangan seseorang yang sangat dicinta. Sebuah puisi yang akan menggugah jiwa, terutama bagi mereka yang masih menyimpan rindu yang belum selesai.
"Rindu yang Menyesakkan"
By. Patarsono Tinambunan
Rinduku padamu seperti hujan yang tak pernah berhenti,
membasahi setiap sudut hati yang mulai kering,
mengalir tanpa arah, tanpa tempat untuk berhenti.
Di setiap tetesnya, ada namamu yang kusebut dalam diam.
Aku rindu,
lebih dari kata-kata yang bisa mengungkapkannya.
Lebih dari jarak yang memisahkan kita.
Kau ada di dalam setiap mimpi,
di setiap detik yang berjalan tanpa hadirmu.
Jika waktu bisa berputar kembali,
aku ingin merasakan sentuhanmu,
seperti dulu… saat dunia terasa sempurna
dengan hanya ada kita di dalamnya.
Namun kini, aku hanya bisa merindukan bayanganmu,
yang menari di antara sepi dan harapan.
Rindu ini begitu berat,
seperti membawa seluruh dunia di dalam hatiku,
tanpa bisa melepaskannya.
Baca Juga Puisi Romantis Berikut :